walaupun hidup dengan keterbatasan dibalik jeruji besi, tidak menjadi penghalang bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Rutan Soasiu untuk menyalurkan bakat dan kreativitasnya dengan mengolah bambu menjadi miniatur kapal layar yang beragam bentuk dan unik. Sabtu,(24/02/24)
Pembuatan kapal layar dengan memanfaatkan bahan dasar bambu dibuat dengan berbagai macam bentuk sesuai dengan keinginan maupun disesuaikan dengan bentuk gambar yang diinginkan serta membutuhkan peratalan pisau dan lem korea.
Cara pembuatannya juga cukup sederhana, yaitu membuat sketsa rangka kapal kemudian bambu dipotong menggunakan pisau/cater berukuran kecil dan direkatkan dengan lem korea membentuk badan kapal.
Meskipun terlihat sederhana, namun membutuhkan ketelitian dan kesabaran ekstra asaat membuat kerangka dengan merekatkan potongan-potongan bambu membentuk badan kapal. Sebab jika kurang teliti maka bentuk kapal akan berubah dan tidak sesuai dengan sketsa atau gambar.
Hasil kerajinan dari miniatur kapal kemudian ditawarkan dengan harga 300-500K perkapal, tergantung bentuk, motif dan ukuran. Biasanya sebuah kapal bisa diselesaikan selama 1 minggu bahkan 3 minggu.
Kepala Subseksi Pelayanan Tahanan, Rahman Muhammad mengungkapkan bahwa kerativitas WBP Rutan Soasiu memang luar biasa dan bernilai ekonomis tinggi, namun hasil kerajinan warga binaan masih terkendala dipemasaran.
“Kreativitas warga binaan disini sangat luar biasa dan bernilai ekonomis tinggi, namun hasil dari kerajinan mereka masih terkendala di promosi dan pemasaran. Harapannya kedepan hasil kreativitas WBP bisa ditawarkan ke Masyarakat luas.